Minggu, Mei 23, 2010

Pengujian TKK


Minggu, 23 May 2010 telah diadakan pengujian TKK pada praja-praja angkatan 17. Pengujian diikuti oleh 20 peserta putra dan putri, dan penguji adalah ambalan Tali-Fatah. TKK yang diuji adalah beberapa TKK wajib yaitu P3K, pengatur rumah, juru kebun, menabung, pengamat, dan memasak. Para peserta harus menjalankan setiap ujian yang diberikan pada tiap pos TKK. Walau panas yang menyengat di siang hari dan hujan yang mengguyur di sore hari menghambat aktifitas mereka, semangat praja-praja tidak pudar demi mencapai tujuan mereka. Berikut adalah peserta dan kelulusan TKK masing-masing :

Hilal : P3K, pengatur rumah, juru kebun, menabung, pengamat

Dika : P3K, pengatur rumah, juru kebun, menabung

Abiko : pengatur rumah, menabung

Ahmad : P3K, pengatur rumah, juru kebun, menabung, pengamat

M. Fikri : pengatur rumah, menabung, pengamat

Reza : pengatur rumah, juru kebun, menabung

Gunawan : pengatur rumah, juru kebun, menabung

Auzan : juru kebun, menabung, pengamat

Andika : P3K, juru kebun, menabung

Yazid : menabung

Widia : P3K, menabung, memasak

Chory : P3K, pengatur rumah, memasak, menabung, pengamat

Syifa : memasak, menabung, pengamat

Dwita : P3K, memasak, menabung, pengamat

Nanda : P3K, memasak, menabung, pengamat

Dea : memasak, menabung, pengamat

Ajeng : P3K, memasak, menabung

Rani : memasak, menabung

Risya : memasak, menabung, pengamat

Ayu : P3K, memasak, menabung, pengamat

Bagi yang belum lulus pada semua TKK yang diuji bisa menghubungi tiap koordinator TKK untuk meminta pengujian kembali sebelum penyematan. Berikut koordinator tiap TKK :

P3K : Rafiqa Hasna N.

Menabung : M. Fathan K.

Berkebun : Bravo Budhi H.

Pengamat : Fajar Akhmad D.

Pengatur rumah : Dessyka A. S. P.

Memasak : Sidik Saleh

Merdeka dan tetap semangat!

Minggu, Mei 09, 2010

Morse



Kode Morse adalah sistem representasi huruf, angka, dan tanda baca dengan menggunakan sinyal kode. Kode Morse diciptakan oleh Samuel F.B. Morse dan Alfred Vail pada tahun 1835.

Kode morse juga digunakan dan dipelajari di dunia kepramukaan atau kepanduan. Dalam dunia kepramukaan kode morse disampaikan menggunakan senter, peluit, bendera, dll. Kode morse disampaikan dengan cara menuip peluit dengan durasi pendek untuk mewakili titik dan meniup peluit dengan durasi panjang untuk mewakili garis.

Kemampuan menerima dan mengirimkan kode morse merupakan salah satu dari kecakapan yang dapat menerima Tanda Kecakapan Khusus. Kode morse juga digunakan sebagai kunci dalam memecahkan berbagai sandi, contohnya sandi rumput

Kode yang paling terkenal dalam Kode Morse adalah SOS, yaitu kode yang biasanya digunakan untuk memanggil bantuan oleh para pelaut jika kapal mereka terjebak dalam bahaya. Kode morse juga digunakan oleh para radio amatir untuk berkomunikasi, keuntungan penggunaan kode morse pada komunikasi radio adalah alat yang digunakan sangat sederhana, dan pancaran gelombang radio akan lebih jauh jika menggunakan kode morse dibandingkan dengan gelombang radio yang ditumpangi suara

Minggu, Mei 02, 2010

STJ Ambalan Tali-Fatah 2010


19 April 2010, telah berakhir masa jabatan ambalan yang dijalankan ang. 13- ang. 15, kini waktunya para praja muda melanjutkan perjuangan mengemban amanat yang telah diberikan. walau terpisah oleh jarak, hati tetap harus kokoh menjalankan setiap tantangan di depan.

Berikut adalah struktur Ambalan Tali-Fatah :

Pangdat : Yasin Fadil & Nuriza Asvirani
Pradana : Suratman & Rafiqa H.
Wakil : Sidik S. & Nur Fitriani
Juru tulis : Fajar Akhmad & Dessyka A. S. P.
Juru uang : M. Fathan K. & Lulu Anjayanti

Hari Pendidikan Nasional



Undang-Undang Dasar 1945 bertekad untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, memperoleh pendidikan adalah hak setiap warga Negara. Jadi tidaklah berlebihan, jika pendidikan itu juga merupakan bagian dari Hak Azasi Manusia (HAM).

Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tanggal 2 Mei setiap tahunnya diperingati oleh pemerintah khususnya Departemen Pendidikan Nasional. Peringatan Hardiknas ini juga dilaksanakan di seluruh daerah, baik propinsi maupun kabupaten/kota. Untuk menghilangkan image negative dari masyarakat khususnya kalangan orang tua murid yang tidak mampu, bahwa acara peringatan tersebut hanya akal-akalan dan menghabiskan anggaran, biasanya acara peringatan ini dikemas dengan label
"syukuran"

Bertepatan dengan hari pendidikan tersebut, diberbagai daerah tanah air kita juga terjadi aksi demonstrasi yang dilakukan bebagai kalangan khususnya mahasiswa dan aktivis yang peduli terhadap kelangsungan pendidikan di Indonesia.

Renungan 2 Mei dr Budi Rarhdjo
[budi rahardjo, 2 mei 2001]

2 Mei Tahun 2001. Di suatu tempat di Indonesia.
Guru: Selamat pagi anak-anak?
Siswa (serempak): Selamat pagi bu guru.
Guru: Tanggal 2 Mei hari apa, anak-anak?
Siswa: Hari Rabuuuuu...
Guru: Bagus. Tapi, maksud ibu, tanggal 2 Mei merupakan suatu hari yang istimewa di Indonesia. Ada apa tanggal 2 Mei?
Siswa (bingung)

Demikianlah kira-kira potret pendidikan Indonesia. Jika anda tanyakan pertanyaan yang sama kepada orang di jalan, anda akan mendapat jawaban yang sama: bingung. Tanggal 2 Mei semestinya menjadi peringatan bagi kita semua akan pentingnya pendidikan. "Ya, pak. Saya tahu pendidikan itu penting", demikian kata anda dan jutaan orang Indonesia lainnya. Namun, yang bergerak dan sungguh-sungguh mencintai pendidikan di Indonesia tidak begitu banyak. Masih adakah?

Seorang kawan penulis mengingatkan tulisan atau pengalaman Richard Feynman (mendapat hadiah nobel di bidang Fisika) ketika dia mengajar di Brazil, yang situasi pendidikannya ternyata sama seperti di Indonesia. Mahasiswa malas belajar (hanya pandai menghafal teks saja). Mahasiswa akan bersorak senang ketika kuliah dibatalkan. Dosen malas mengajar dan lebih senang ngobyek. Ketua jurusan malas mengurus dosen-dosen yang tidak mau diatur. Dekan malas mengurus ketua jurusan. Sampai ke Rektor yang malas mengurus semuanya. Semuanya malas! Tapi, setiap hari mahasiswa pergi ke kampus, dosen juga ngajar, meski semuanya ogah-ogahan. Mengapa kita mengerjakan sesuatu dimana semua tidak senang? Apa tidak lebih baik semuanya berhenti saja dan tinggal di rumah? Setelah selang waktu tertentu langsung saja sang mahasiswa diberi sertifikat. Semua senang. Everybody happy.

Pendidikan juga sering dijadikan lahan bisnis. Lihatlah betapa banyaknya kursus, lembaga pendidikan yang didirikan untuk sekedar mengobral sertifikat dan gelar. Tentunya dengan imbalan uang. Apakah ini akan berlangsung terus? Hampir setiap bulan penulis mendapat tawaran dari orang untuk ikut mendirikan lembaga pendidikan. Wah, memangnya demikian gampangnya? Padahal tidak mudah membuat sebuah lembaga pendidikan (khususnya di bidang Teknologi Informasi yang sedang populer saat ini). Sebenarnya yang paling sulit adalah pengajar dan materi (kurikulum, dsb.). Ini sering tidak disadari.

Poin di atas menunjukkan betapa suramnya pendidikan di Indonesia. Why doesn't anybody do something? Well, *YOU* are that somebody. Mengapa anda mengharapkan orang lain untuk melakukan sesuatu? Adalah anda dan saya yang ikut bertanggung jawab terhadap semua ini. Nah, pertanyaannya: maukah kita berbuat sesuatu?
(www.kaskus.us)

 

Perjalanan Barisan Cokelat Blak Magik is Designed by productive dreams for smashing magazine Bloggerized by Ipiet
Distributed by Deluxe Templates © 2008