Rabu, Januari 20, 2010

Gempa di Haiti




PORT-AU-PRINCE - Lebih dari 25.000 mayat korban bencana gempa bumi Haiti dikuburkan secara massal tanggal 17 Januari. Sementara itu, ratusan ribu pengungsi Haiti dihantui kelaparan empat hari paska-terjadinya gempa berkekuatan 7,3 skala ritcher.


Pemerintah menyebut, gempa bumi menyebabkan sekitar 200.000 orang tewas, sebagian besar di antaranya masih tertimbun dalam reruntuhan bangunan. “Sebanyak 20.000 mayat dikumpulkan Minustah (Tentara Keamanan PBB di Haiti). Sementara sisanya yang dikumpulkan lembaga sosial kemasyarakatan dan relawan, sebanyak 5.000-6.000 mayat,” kata Perdana Menteri Haiti Jean-Max Bellerive. Menteri Dalam Negeri Haiti Paul Antoine Bien-Aime mengatakan bahwa 50.000 jenazah korban berhasil ditemukan.

“Kami memperkirakan korban jiwa akan mencapai antara 100.000 dan 200.000, meski kami tidak akan pernah tahu angka pastinya,” ujarnya. Organisasi Kesehatan Pan Amerika sebelumnya memperkirakan jumlah korban tewas bisa mencapai 100.000, sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan sekitar 300.000 warga kehilangan rumah mereka. Juru bicara PBB mengatakan gempa ini merupakan kejadian terburuk yang pernah ditangani PBB selama di Haiti. Sebuah organisasi kesehatan Pan Amerika memperkirakan jumlah korban tewas antara 50.000 sampai 100.000 jiwa.

PBB meluncurkan permintaan dana bantuan bernilai USD 562 juta untuk membantu korban gempa bumi yang melanda Haiti. Kepala Bidang Kemanusiaan PBB John Holmes mengatakan dana itu akan digunakan untuk membantu tiga juta korban gempa selama enam bulan. Sementara di Gedung Putih, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan mantan Presiden AS lainnya, George W Bush serta Bill Clinton melakukan konferensi pers bersama,Sabtu waktu setempat. “Kami berdiri bersama dengan rakyat Haiti, yang telah menunjukkan kekuatan luar biasa,” kata Obama. Amerika juga mengirim Menteri Luar Negeri Hillary Clinton ke Port-au-Prince, Ibu kota Haiti.

Amerika berjanji akan meningkatkan bantuan dengan mengajak rakyat Paman Sam memberi sumbangan. Sementara itu,AS mengumumkan akan memberi ijin tinggal kepada ribuan pendatang gelap asal Haiti akibat krisis kemanusiaan di negara asal mereka itu. Kepala departemen keamanan dalam negeri AS,Janet Napolitano,mengatakan para pendatang gelap itu pada awalnya akan diijinkan tinggal dan bekerja selama 18 bulan. Kondisi di Haiti masih memprihatinkan. Warga kekurangan air bersih, makanan dan harapan untuk bisa hidup normal kembali.Mereka selalu berebutan makanan bantuan yang baru datang.

Di saat yang sama, warga dan tim SAR masih sibuk mencari korban yang terhimpit di bawah reruntuhan. Mereka berharap masih ada yang bisa diselamatkan akibat gempa pada 12 Januari lalu itu. Ibukota Haiti semakin tidak aman, sementara terjadi masalah dalam pembagian bantuan kepada jutaan korban gempa. Beberapa hari setelah gempa yang menghancurkan Port-au-Prince dan menewaskan puluhan ribu orang,muncul sejumlah laporan kelompok penjahat menyerang penduduk dan melakukan penjarahan.

Para pejabat mengatakan ribuan tahanan tidak diketahui keberadaannya setelah penjara utama rusak.Para narapidana itu diduga telah melarikan diri dan kembali meneror para korban gempa dengan kriminalitas. Bantuan telah tiba, tetapi hanya sedikit yang dapat meninggalkan bandara yang sibuk.Kerusakan pelabuhan laut, jalan dan sarana umum lain memperlambat pemberian makanan, air dan bantuan kesehatan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Perjalanan Barisan Cokelat Blak Magik is Designed by productive dreams for smashing magazine Bloggerized by Ipiet
Distributed by Deluxe Templates © 2008